Selasa, 06 Maret 2012

Pantai Ngobaran

Agen Wisata Gunungkidul Mbeton Agung, Pernahkah Anda berkunjung ke sebuah pantai yang bernama Pantai Ngobaran di Yogyakarta? Atau pernahkah Anda mendengar nama pantai tersebut? Jika belum, tak ada salahnya menyisihkan waktu untuk mengunjungi pantai eksotis ini.


Pantai Ngobaran bergemuruh di bawah tebing curam. Berlokasi di Desa Kanigoro Kecamatan Saptosari, Pantai Ngobaran menyimpan eksotisme alam dan mistisisme plural yang dramatis. Serbuan ombak menerjang tebing, lekukan gua, dan ritual-ritual lintas kepercayaan yang sakral memenuhi cakrawala pantai yang termasuk dalam wilayah Kabupaten Gunung Kidul, DIY ini. 
Berjarak 35 km ke arah selatan kota Gunungkudil, atau 65 km dari jantung Yogyakarta, Pantai Ngobaran berjaya dengan keindahan alam perawan. Jika ombak mengganas di waktu pasang dan menyajikan dentuman ritmis saat menampar tebing-tebing karang, maka di saat surut, hamparan alga hijau-cokelat mengganti pesona permukaan Pantai Ngobaran. 

Di Pantai Ngobaran, ganggang laut itu tumbuh merayapi sela-sela karang, tampak serupa dengan persawahan di area padat material, dengan penduduk aneka fauna unik seperti landak laut, bintang laut, dan ratusan spesies kerang. Selain itu, masih banyak hal menarik lainnya yang terdapat di Pantai Ngobaran.

Mistisisme Multikultural di Pantai Ngobaran
Tebing dan laut yang bersanding begitu dekat, seirama dengan pertautan bermacam kultur kepercayaan yang bergandeng rapat di Pantai Ngobaran. Tercatat, ada tiga tempat ibadah yang mewakili pertalian multikultural yang bisa ditemukan dalam satu lokasi yang sama. 

Bangunan pertama yang terdapat di Pantai Ngobaran adalah semacam pura, tempat ibadah agama Hindu, lengkap dengan patung-patung dewa berwarna putih. Menyampingi pura itu di sebelah kiri, berdiri bangunan Joglo tempat ibadah aliran Kejawan, salah satu kepercayaan yang sangat dekat dengan Kejawen. 

Dan, tak jauh dari tempat itu berdiri anggun sebuah masjid. Terdapat keunikan pada masjid yang terdapat di wilayah Pantai Ngobaran ini, yakni menghadap ke selatan, tidak seperti masjid-masjid di Indonesia yang menghadap ke timur. 

Jadi, apakah masjid itu memiliki kiblat di utara, tidak berkiblat ke Mekah al-Mukaramah? Tentu saja tidak! Shalat di masjid ini tetap menghadap Hajar Aswad di tanah suci. Meskipun bangunannya menghadap ke selatan, tapi ada penunjuk arah kiblat yang terdapat di dalam bangunan masjid. 

Kejawan dan Kejawen di Pantai Ngobaran
Di Pantai Ngobaran pada malam Selasa dan Jumat Kliwon, ada ritual peribadahan aliran Kejawan. Banyak orang yang menyamakan aliran ini dengan aliran Kejawen, padahal sumber-sumber ritualnya memiliki perbedaan. 

Kejawan merujuk pada nama salah satu putra Brawijaya V, yaitu Bondhan Kejawan, yang masih bersaudara dengan Raden Patah. Seperti disebutkan dalam sejarah, Brawijaya V adalah raja terakhir Majapahit, bersamaan dengan menanjaknya popularitas dan kejayaan Kerajaan Demak di bawah pimpinan Raden Patah, putra kesayangan sang Brawijaya. 

Banyak mitos dan legenda mistis di seputar raja terakhir Majapahit ini, dan melahirkan bermacam-macam kepercayaan. Bahkan, ada yang berpendapat bahwa Brawijaya V tidak meninggal, melainkan muksa. 

Konon, kehadiran Brawijaya V secara mistis di Pantai Ngobaran pada 2003 mendorong pembangunan pura di lokasi tersebut. Dibangun juga kotak batu berwarna abu-abu melingkari tanaman kering yang diyakini sebagai tempat Brawijaya V melakukan upacara muksa dengan membakar diri. 

Kejawan dan Kejawen sama-sama meyakini kemuksaan Brawijaya V, dan Kejawan secara spesifik menyebut Pantai Ngobaran sebagai lokasi muksa. Dari mitos ini pula nama “Ngobaran” berasal. Yakni, kobaran api saat Brawijaya V dan permaisurinya membakar diri. Mereka memilih muksa daripada melawan putra sendiri yang amat mereka sayangi. 

Bagaimana pun, mitos-mitos tersebut masih memiliki banyak kontroversi dan silang pro-kontra, baik dalam tafsir sejarahwan maupun kepercayaan. Namun, spirit kebhinekaan yang melatari tindakan mundur Brawijaya teraplikasi dengan baik di Pantai Ngobaran. 

Kuliner Pantai Ngobaran
Salah satu kuliner unik di Pantai Ngobaran adalah daging landak laut yang memiliki cita rasa menyerupai daging ayam. Pantai Ngobaran memiliki kekayaan biota laut yang sangat berlimpah. Di Pantai ini, Tuhan seolah-olah merawat dan dengan tekun mengantarkan kekayaan biota lautnya ke pantai Ngobaran untuk dinikmati penduduk. 

Sore hari di Pantai Ngobaran, tepatnya sesaat sebelum laut pasang, Anda akan menyaksikan pemandangan harian yang menakjubkan. Hampir semua penduduk di sini turun ke pantai memungut landak laut yang bersembunyi di balik hamparan alga dan celah-celah batu karang

Setelah didapat, landak laut tersebut di-kepras duri-durinya dan dibelah kulitnya menggunakan sabit. Kemudian, dagingnya dicongkel dan dimasak untuk makan malam. Masyarakat pantai ngobaran memasak landak laut dengan sangat sederhana. Mereka hanya membumbui landak laut dengan garam dan cabe, kemudian digoreng. 

Menurut masyarakat sekitar Pantai Ngobaran, daging landak laut sangat khas, yakni memiliki tekstur kenyal dan rasa yang lezat. Sayangnya, tak banyak penduduk yang menjual makanan yang eksotik itu. Tapi jika Anda penasaran dengan kelezatan rasa landak laut goreng, coba saja meminta pada salah satu penduduk untuk memasakkan. Dengan senang hati mereka akan memantu Anda. 

Atau siapa tahu Anda memiliki ide cemerlang tentang bagaimana memasak landak laut yang enak sehingga warga pantai Ngobaran bisa memakai pengetahuan itu untuk memulai bisnis dan meningkatkan taraf kehidupannya. Bermanfaat, bukan?

Tenyata, selain landak laut, Pantai Ngobaran juga memiliki kekayaan rumput laut yang melimpah. Rumput laut ini dibawa ombak pasang dan ditinggalkan di pantai pada pagi hari. Maka, sesaat setelah matahari terbit, penduduk beramai-ramai datang memanen. Rumput laut itu dijual ke tengkulak, dan dari pekerjaan itu mereka memenuhi kebutuhan sehari-hari. 

Bagi Anda yang ingin merasakan bagaimana sensasi memanen rumput laut secara langsung, Anda bisa ikut bergabung dengan penduduk pantai Ngobaran untuk turut memanen rumput laut. Percaya atau tidak, kegiatan tersebut cukup seru, lho.

Rute Perjalanan Menuju Pantai Ngobaran
Saat ini, Pantai Ngobaran masih belum banyak dieksplorasi dan dipublikasi, sehingga masih jarang kita temukan informasinya di dunia maya. Begitu pun dengan angkutan umum maupun travel yang melayani paket wisata ke sana, masih sangat sulit ditemukan. 

Jadi, jika Anda tidak mau direpotkan dengan hal-hal tersebut, datang ke Pantai Ngobaran dengan kendaraan pribadi adalah pilihan terbaik. Dari kota Yogyakarta, ambillah jalan menuju kota Wonosari. Setiba di Lapangan Terbang Gading, belok ke arah Playen, Paliyan. Kemudian, lanjutkan perjalanan menuju Trowono. 

Rute Paliyan-Trowono melewati hutan Sodong yang berkontur naik-turun dan berkelok-kelok. Penyuka adventure pasti akan terpuaskan dengan trek dramatis yang menaikkan adrenalin. Selain itu, panorama hutan lindung dan sesekali kehadiran monyet merupakan keindahan tersendiri yang jarang ditemukan di tempat lain. 

Anda akan sulit menemukan peta petunjuk Pantai Ngobaran. Untuk navigasi termudah, ikuti papan petunjuk menuju Pantai Ngrenehan. Melewati sumber air Namberan di Trowono, dilanjutkan ke Kanigoro, Saptosari. 

Tak lama kemudian, Anda akan menemukan pertigaan dengan papan petunjuk: ke kanan Pantai Ngobaran, dan ke kiri Pantai Ngrenehan. Ikutilah papan petunjuk tersebut, dan tibalah Anda di pantai eksotis ini. Selamat menjelajah!

dikutip dari : anneahira.com

0 komentar:

Popular Posts

Pengikut

Statik

Mbeton Agung Tourism Agency Gunungkidul

  © Copyright 2011 • Agen Wisata Gunungkidul Mbeton Agung | Mbeton Agung Travel Agents Gunungkidul • All rights reserved

Back to TOP